Malam menunggu pagi yang belum datang, kurebahkan sesaat badanku yang lagi pegal-pegal kebanyakan menganggur hari ini, biasanya saya begitu sibuk di jalanan dengan mengantar roti dagangan, tetapi hari ini berbeda dengan hari kemarin, karena sementara perusahaan roti lagi macet gara-gara listrik yang tak menyala, sehingga produksi di hentikan sesaat dengan menunggu listrik menyala lagi.
Kunikmati malam ini dengan sesekali melihat komputer dan membaca beberapa surat kabar yang mengabarkan tentang politik yang semakin memanas, sesekali pula kupejamkan sejenak mataku dan kuberpikir malam ini saat yang tepat untuk mabuk kopi panas disepanjang keheningan malam, sambil menunggu sang fajar tiba.
Mulai kusiapkan bubuk dan gula, tak lupa memasak air dengan sepanas mungkin hasilnya. Setelah semua selesai mulai kutuangkan air keceret yang ada diatas meja, biasanya aku hanya minum kopi satu gelas saja cukup, namun malam ini sudah terhitung sepuluh gelas aku menuangkan air kopi panas dari ceret, badan ini merasakan ada sesuatu yang nampak beda dari biasanya, dengan kopi yang tak biasa kuminum sebanyak ini, mulailah tubuhku sempoyongan dan merasakan berat memikul kepala, namum aku tetap berjalan keluar rumah, sambil sesekali menghirup udara malam.
Setelah minum kopi panas yang terlalu banyak, aku teringat kenangan masa silam dan dalam benakku bertanya apa mungkin ini yang di katakan mabuk kopi panas?.... Kisah mabuk kopi panas yang sering di ucapkan sahabatku waktu di asrama dulu, dengan bicara lantang dia mengajakku mabuk kopi panas sampai pagi, tetapi aku sering menolak sebab waktu itu aku harus bangun pagi dan menyiapkan kebutuhan sekolahku yang pagi betul aku harus berangkat.
Malam yang menakjubkan bersama kopi panas dan malam ini waktuku akan kuhabisakan dengan meminum bercangkir-cangkir kopi panas yang menjadi teman hari spesialku di kegelapan malam yang sepi merajuk, tetapi dengan kopi panas hati terasa begitu nyaman dalam jiwa, mungkin saja karena aku yang lagi dalam keadaan mabuk kopi panas, sehingga tidak terasa beban di kepala seketika hilang yang tadi begitu berat kurasa, malam ini benar-benar terasa ringan keadaan yang kurasa, mungkin saja gara-gara bubuk, gula dan air panas menjadi satu dalam nuansa malam menunggu pagi tiba.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar