Gus Dur tokoh fenomenal dengan segudang paradigma pemikirannya, beliau mampu mengemas religi menjadi cara pandang kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga wajar Gus Dur pernah didaulat menjadi nomor satu direpublik Indonesia, setelah kepemimpinan B.J. Habibie.
Sepak terjang Gus Dur sudah tidak diragukan lagi dalam peta perpolitikan di Indonesia, tetapi perjalanan perpolitikan Gus Dur dalam kepemimpinannya, ternyata dihianti dan diganjal dari berbagai pihak, terutama dari Mega yang diangkat Gus Dur menjadi wakilnya dalam menjabat presiden di republik Indonesia.
Ironis, mungkin kata yang tepat dalam menggambarkan dari nasib Gus Dur sebagai pemimpin bangsa. Karena ditengah-tengah perjalanan kepemimpinan beliau, Gus Dur dipaksa turun dari singgasana kepresidenannya, kejadian tersebut bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Nahdiyin tindakan pemberhentian sepihak terhadap Gus Dur oleh anggota parlemen membuat rasa saket hati atas tindakan sepihak tersebut.
Penurunan Gus Dur dari singgasana kepresidenan dengan cara paksa merupakan realita buram dalam peta perpolitikan dinegeri Indonesia, bagaimana tidak? Gus Dur dizhalimi oleh lawan-lawan politik yang ingin menghancurkan singgasana Gus Dur, tetapi yang paling menyakitkan Gus Dur ditusuk dari belakang oleh sahabat-sahabatnya sendiri. Sehingga Gus Dur dipaksa turun dengan cara yang sungguh merisaukan hati dan pikiran anak-anak bangsa diseluruh Nusantara.
Mega pada saat terjadi penurunan paksa Gus Dur yang dilakukan para parlemen, ternyata Mega yang dianggap Gus Dur sebagai sahabat, tetapi Mega dan para pendukungnya digedung parlemen malah melakukan berbagai manuver politis, untuk menjatuhkan Gus Dur, padahal pengangkatan Mega menjadi wakil presiden tak lepas dari peran Gus Dur dalam mendukung keberhasilannya menduduki jabatan tersebut.
Keberhasilan Mega menjadi wakil presiden mendapatkan dukungan penuh dari Gus Dur, tetapi apa yang didapatkan Gus Dur dengan pengangkatan Mega sebagai wakilnya? Gus Dur malah terus dirong-rong dari kubu Mega dan para parlemen, dan akhirnya Mega mengamini Gus Dur harus turun ditengah perjalanan kepemimpinan beliau.
Sungguh memprihatinkan nasib kepemimpinan Gus Dur dalam peta perpolitikan dinegeri Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia sampai hari ini, masih mencatat, mengingat dalam pikiran maupun dalam bentuk tulisan. Bahwa Gus Dur diturunkan secara paksa oleh sahabatnya sendiri.
Mega salah satu dari deretan nama dalam persekongkolan menjatuhkan Gus Dur dari singgasana kepresidenan, dan akhirnya Gus Dur harus turun dari jabatan kepresidenan dengan tuduhan melakukan aksi penyimpangan dari dana Bruneigate dan Buloggate, padahal sampai hari ini, tidak ada bukti Gus Dur melakukan tindakan penyimpangan dana tersebut.
Dosa-dosa mega terhadap Gus Dur masih di ingat segar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Nahdiyin yang sampai detik ini, belum melupakan kejadian yang sudah sepuluh tahun lebih. Karena kejadian turunnya Gus Dur dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebatas rekayasa dalam percaturan politik di negeri Indonesia.
Gus Dur telah meninggalkan jejak sebagai pemimpin bangsa dengan segudang paradigma pemikirannya. Bahkan sampai saat ini, makam Gus Dur tidak pernah sepi dari para peziarah. Karena Gus Dur sebagian masyarakat menganggap, bahwa Gus Dur setaraf dengan para Wali yang disebut dengan istilah "Wali Songo" yang disegani ditanah Jawa dan seluruh seantera Nusantara.
Biarlah turunnya Gus Dur dari singgasana kepresidenan secara paksa menjadi pembelajaran buat anak bangsa. Bahwa pada masa Gus Dur ada penyimpangan wewenang dari para parlemen dengan tipu muslihat menjatuhkan Gus Dur secara sepihak. Karena tuduhan parlemen terhadap Gus Dur dalam melakukan penyimpangan Bruneigate dan Buloggate tidak ada ada bukti sedikitpun sampai detik ini.
Mega mengamini dalam jatuhnya Gus Dur dari singgasana kepresidenan, dan pada akhirnya Mega diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia, untuk menggantikan Gus Dur dalam tampuk kepemimpinannya.
Berangkat dari tulisan diatas, lembaran sejarah hitam telah tercatat dalam perjalanan Gus Dur sebagai presiden, dan digantikan Mega dalam memegang tampuk kepemimpinannya. Karena pada akhirnya semua kejadian dalam penurunan Gus Dur tak lepas dari tipu daya dan rekayasa politik secara sepihak oleh parlemen, dan mendapatkan dukungan penuh dari Mega dalam penggulingan singgasana kepresidenan Gus Dur pada masa tersebut.
Mega mengamini dalam jatuhnya Gus Dur dari singgasana kepresidenan, dan pada akhirnya Mega diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia, untuk menggantikan Gus Dur dalam tampuk kepemimpinannya.
Berangkat dari tulisan diatas, lembaran sejarah hitam telah tercatat dalam perjalanan Gus Dur sebagai presiden, dan digantikan Mega dalam memegang tampuk kepemimpinannya. Karena pada akhirnya semua kejadian dalam penurunan Gus Dur tak lepas dari tipu daya dan rekayasa politik secara sepihak oleh parlemen, dan mendapatkan dukungan penuh dari Mega dalam penggulingan singgasana kepresidenan Gus Dur pada masa tersebut.
Masa Gus Dur boleh saja lewat, tetapi sampai hari ini, masih banyak pendukung dan pengagum Gus Dur dengan segudang kejeniusannya, Gus Dur mampu berpikir tentang nasib sebuah bangsa, agar terus tegak berdiri dibawah bendera sang saka merah putih dari Sabang sampai Merauke dalam membangun sebuah peradaban yang penuh nilai-nilai kemanusiaan.
Semoga Allah SWT memberi bimbingan kepada anak bangsa, agar terus punya daya juang dalam membangun bangsa dan negara, Amiin.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar