Perjalanan seorang politisi dihadapkan dengan berbagai macam perkara yang terlihat secara kasad mata maupun yang bersifat abstrak, untuk itulah seorang politisi dituntut waspada dan mawas diri di dalam melakukan berbagai strategi permainan, supaya dalam bertindak tidak mengalami sebuah kejadian blunder dalam menyikapi berbagai persoalan tentang dunia politik yang penuh intrik dan tipu daya.
Keberadaan dunia politik tidak selamanya terasa pahit, begitu juga sebaliknya, politik tidak selamanya terasa manis, tetapi politik mempunyai kedua rasa antara pahit dan juga manis, tentunya semua tak lepas dari seorang politisi itu sendiri di dalam memainkan sebuah bentuk permainan, untuk melakukan strategi yang paling ampuh, supaya mencapai hasil politik yang sesuai dengan angan-angan dan pikiran.
Seorang politisi tak jarang tertawan di dalam dunia politik itu sendiri. Sehingga seorang politisi dalam bermain politik, ternyata mau maju salah, begitu pula mau mundur juga salah, jadi antara maju atau mundur sama-sama salah, tetapi terlepas dari itu semua, bahwa seorang politisi sudah seharusnya dipompa mentalnya secara terus menerus, supaya kuat dalam menghadapi berbagai persoalan di dalam dunia politik yang dihadapinya.
Persoalan politik dengan seiring perjalanan waktu sebuah karir seorang politisi, tentunya akan semakin kuat godaannya, baik dari godaan intern maupun dari godaan ekstern. Mengingat seorang politisi harus mempunyai kewaspadaan penuh di dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi, sebab tak selamanya benturan politik datang dari luar, tetapi yang berbahaya malah benturan dari dalam lingkaran kekuasaan seorang politisi itu sendiri.
Sebenarnya, politik itu hanya sebatas sarana mencapai sebuah tujuan, tinggal seorang politisi itu sendiri yang memoles di saat bermain permainan politik, tetapi tak jarang seorang politisi tertawan oleh kondisi sebuah lubang permainan, padahal seorang politisi sama sekali tidak tahu tentang sebuah penyimpangan uang negara, namun kenyataannya dia ikut terjerat dalam permasalahan sebuah hukum. Dari sinilah seorang politisi dapat terlihat sedang tertawan sarang dari sebuah permainan politik, baik dari sahabatnya sendiri atau dari lawan seorang politisi.
Sahabat atau lawan seorang politisi di sebuah permainan politik, ternyata sama-sama dapat menawan seorang politisi yang sedang bermain politik. Maka seorang politisi dituntut melakukan sebuah upaya mencari sebuah kebenaran dalam bertindak, dan tentunya mampu membaca sebuah pergerakan politik di segala penjuru arah mata angin di dalam suatu permainan politik, untuk menghindari sebuah peristiwa yang tak di inginkan. Karena politik dari yang terlihat kasad mata sampai yang tak disangka sekalipun dapat terjadi secara cepat, disebabkan politik tak lepas dari sebuah permainan yang penuh intrik dan tipu daya.
Ketika seorang politisi sudah masuk tawanan dalam penyimpangan uang negara, padahal seorang politisi tak tahu menahu, tetapi seorang politisi sudah tertawan permainan politik. Maka tidak ada kata lain, selain seorang politisi harus siap masuk di dalam mahkamah pengadilan, tentunya gara-gara diduga ikut terlibat dalam pencurian uang negara, padahal secara langsung atau tidak langsung seorang politisi tidak menyadari sama sekali keberadaannya, tetapi nasi sudah menjadi bubur, dan pada akhirnya jeruji besi siap menanti seorang politisi yang tertawan di dunia politik tanpa disadari sedikitpun.
Memang masalah penyimpangan uang negara, seorang politisi tanpa menyadari ikut bermain penyimpangan, seperti dia mendapatkan pesangon atau dia ikut bertanda tangan sebuah proyek pengadaan, walau sebatas tanda tangan, tetapi tanda tangan sebagai bukti seorang politisi ikut serta dalam menyetujui sebuah proyek pengadaan. Sehingga di saat proyek pengadaan yang ditanda tangani seorang politisi, mau tidak mau, sadar tidak sadar, seorang politisi tersebut, telah ikut menyetujui proyek pengadaan, berarti sama dengan seorang politisi yang bertanda tangan, tentunya ikut bertanggung jawab penuh dalam proyek pengadaan tersebut. Berangkat dari sinilah, apabila proyek pengadaan yang di tanda tangani seorang politisi tadi, ternyata terjadi sebuah penyimpangan uang negara, berarti seorang politisi yang ikut menandatangani dalam pengadaan proyek, sudah sepatutnya bersiap-siap, untuk bertanggung-jawab atas penyimpangan proyek pengadaan tersebut..
Masih ada lagi kasus seorang politisi tanpa menyadari terjadinya sebuah penyimpangan dana, apabila di saat seorang politisi mendapatkan hadiah atau bonus dari seorang sahabat dalam dunia politik, padahal uang tadi termasuk uang dari hasil penyimpangan uang negara. Maka secara tidak langsung, apabila sahabat tadi masuk dalam mahkamah pengadilan, tentunya seorang politisi tadi sudah seharusnya mempersiapkan diri masuk dalam mahkamah pengadilan juga, dan berarti seorang politisi tadi sama dengan telah tertawan dalam dunia politik yang penuh berbagai kemungkinan yang terjadi selanjutnya.
Berangkat dari berbagai penjelasan diatas tentang seorang politisi yang tertawan sebuah konspirasi politik. Maka seorang politisi harus waspada dan mawas diri di saat mendapatkan sebuah hadiah atau bonus, dan juga di saat menyetujui sebuah proyek pengadaan dengan plus tanda tangannya, supaya lebih berhati-hati dalam menerima atau melakukan sebuah tindakan menyetujui sebuah proyek pengadaan yang belum jelas keberadaannya.
Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (Qs Al-Baqarah [2]: 89 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar