Beberapa tokoh demokrat semenjak hari kemarin mulai terguncang hebat dengan berbagai sorotan di berbagai bisnis media, Karena ada dugaan sebagian petinggi demokrat telah melakukan tindak kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Sehingga para petinggi demokrat dan para kadernya mengalami tekanan yang sangat hebat di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Mengingat demokrat partai penguasa yang sudah semestinya memberikan contoh: sebagai partai politik yang baik buat partai lain, tetapi para petinggi demokrat malah tertuduh melakukan penyimpangan Wisma Atlet SEA Games.
Keberadaan partai demokrat saat ini bisa tersenyum kecil, sebab bisnis media sudah berkurang membahas tindak kasus suap Wisma Atlet SEA Games, tetapi bisnis media telah mengarah menuju konfliks FPI saat kekalteng dan mendapatkan pengusiran, bahkan lebih jauh lagi mereka mendapatkan percobaan pembunuhan. Sehingga berbagai bisnis media mulai mengarahkan menuju konfliks FPI yang semakin memanas dalam tubuh bangsa Indonesia.
Berbicara masalah FPI tak lepas dari yang Pro dan Kontra. Sehingga wajar kalau ada konfliks FPI diberbagai bisnis media sangat menyorot keberadaan tersebut. Mengingat terkadang berita yang agak mengandung berbau sara sangat laris manis sebagai olah bahan bacaan di berbagai bisnis media. Inilah penyebab utama demokrat bisa bernafas agak leha sedikit. Karena bisnis media sudah beralih menuju konfliks FPI melawan petinggi Kalteng dan Konco-konconya.
Parahnya, konfliks FPI melebar mengarah menuju pertarungan dari yang pro dan kontra keberadaan FPI. Sehingga menghasilkan pertarungan bisnis media yang semakin menarik, untuk dibaca dan di ulas sesuai dengan daya dan pola pikir para pembaca. Bahkan terkadang para pembaca artikel maupun berita konfliks FPI, sebagian ada nalar yang terguncang, sehingga yang ada hanya sebatas kebencian, kemarahan dan kegundahan. Inilah penyakit dari hasil membaca bisnis media secara buta dan di cerna tanpa pertimbangan nalar terlebih dahulu.
Demokrat, berterima kasihlah kepada FPI dan kepada bisnis media. Karena konfliks FPI saat ini telah menjadi olah bisnis media yang sangat laris manis. Bahkan bisnis media telah menggiring berbagai opini masyarakat menuju perisitiwa yang sangat kontroversial. Apalagi konfliks FPI agak mengandung berbau sara, sehingga tekadang kalau para pembaca tidak menafsirkan secara tepat yang ada hanya sebatas kebencian, kemarahan dan kegundahan. Namun itulah realitas sebuah hubungan antar pembaca dan bisnis media yang sangat melengkapi satu sama lain, Apalagi bisnis media hadir tak lepas dari sebuah bentuk ekonomi dalam meraup sebuah keuntungan Sebesar-besarnya. Dan Allah maha tahu segala.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................... .......
Keberadaan partai demokrat saat ini bisa tersenyum kecil, sebab bisnis media sudah berkurang membahas tindak kasus suap Wisma Atlet SEA Games, tetapi bisnis media telah mengarah menuju konfliks FPI saat kekalteng dan mendapatkan pengusiran, bahkan lebih jauh lagi mereka mendapatkan percobaan pembunuhan. Sehingga berbagai bisnis media mulai mengarahkan menuju konfliks FPI yang semakin memanas dalam tubuh bangsa Indonesia.
Berbicara masalah FPI tak lepas dari yang Pro dan Kontra. Sehingga wajar kalau ada konfliks FPI diberbagai bisnis media sangat menyorot keberadaan tersebut. Mengingat terkadang berita yang agak mengandung berbau sara sangat laris manis sebagai olah bahan bacaan di berbagai bisnis media. Inilah penyebab utama demokrat bisa bernafas agak leha sedikit. Karena bisnis media sudah beralih menuju konfliks FPI melawan petinggi Kalteng dan Konco-konconya.
Parahnya, konfliks FPI melebar mengarah menuju pertarungan dari yang pro dan kontra keberadaan FPI. Sehingga menghasilkan pertarungan bisnis media yang semakin menarik, untuk dibaca dan di ulas sesuai dengan daya dan pola pikir para pembaca. Bahkan terkadang para pembaca artikel maupun berita konfliks FPI, sebagian ada nalar yang terguncang, sehingga yang ada hanya sebatas kebencian, kemarahan dan kegundahan. Inilah penyakit dari hasil membaca bisnis media secara buta dan di cerna tanpa pertimbangan nalar terlebih dahulu.
Demokrat, berterima kasihlah kepada FPI dan kepada bisnis media. Karena konfliks FPI saat ini telah menjadi olah bisnis media yang sangat laris manis. Bahkan bisnis media telah menggiring berbagai opini masyarakat menuju perisitiwa yang sangat kontroversial. Apalagi konfliks FPI agak mengandung berbau sara, sehingga tekadang kalau para pembaca tidak menafsirkan secara tepat yang ada hanya sebatas kebencian, kemarahan dan kegundahan. Namun itulah realitas sebuah hubungan antar pembaca dan bisnis media yang sangat melengkapi satu sama lain, Apalagi bisnis media hadir tak lepas dari sebuah bentuk ekonomi dalam meraup sebuah keuntungan Sebesar-besarnya. Dan Allah maha tahu segala.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................... .......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar